4.22.2009

Senja


Senja berlalu melewatiku dengan berlari.. sudah sedari tadi sebelum gemerisik angin malam yang dingin meniup tengkukku yang sudah lebih dulu dingin.. Lembayung redup sudah bosan menyajikan warnanya yang agung berganti dengan Langit gelap kebiruan yang hanya mengirimkan getir di ujung hari..

Jantungku berdegup pelan menyaksikan rona mereka bergantian menyelimuti ruang dalam pijakanku. Jengkal demi jengkal mereka bertukar peran, berubah wajah dan meninggalkanku terdiam mengaguminya. Tanpa sadar aku terduduk menatap mereka berpagutan.

Kenapa engkau tak menyapaku, Senja? apa mahal untukmu untuk sekadar menyapa atau menyenggolku? malaskah engkau? Aku sudah mengagumimu dari pertama aku melihatmu, mencuri pandangan darimu dan berbicara tentang hidupku di telingamu.. aku memujamu bahkan ketika hangatnya mentari pagi menyapaku dengan senyum penuh diwajahnya, membuatnya cemburu.. aku membicarakanmu dengan sang angin hanya untuk membuatnya marah kecil-kecil dan berusaha menutupimu dari pandanganku dengan meniupkan gumpalan-gumpalan awan putih. Aku tak pernah khawatir tak dapat melihatmu karena awan-awan itu, engkau terlihat sangat manis..

Hari mendung dan hujan takkan membuatmu hilang dari pandanganku, pun mataku buta.. semoga hatiku masih masih mampu melihatmu.

Malam berubah pekat, Senja.. aku tunggu jawabanmu besok jam 5, jangan lupa! atau kutunggu esoknya..esoknya lagi dan kapanpun..

1 komentar:

Feri mengatakan...

Blog yang menarik sob..keep blogging
kunjung balik yah..