2.18.2009

Geosinklin


Geosyncline

(Geosinklin)

Konsep geosinklin pertama kali berkembang pada pertengahan abad ke 18 saat geologiawan Amerika, James Hall dan James Dwight Dana menaruh perhatian besar terhadap Pegunungan Appalachian. Teorinya pertama kali digunakan untuk menjelaskan cekungan yang terus terisi sembari teru mendalam yang pada akhirnya diperkirakan akan menghasilkan kontraksi pada kerak yang diakibatkan oleh pendinginan dan kontraksi dari bumi. Meskipun sering diterjemahkan sedikit berbeda oleh beberapa peneliti tapi secara umum teori ini adalah cekungan yang terus menerus mendalam sepanjang batas benua yang kemudian terdefomasi menjadi bagian dari pegunungan.

Beberapa fase yang penting dari geosinklin, tektogenik dan orogenesa diantaranya adalah pengakumulasian sedimen pada palung subduksi yang hadir bersamaan dengan endapan marginal atau hasil erupsi submarine dari lava basa dan ultra basa termasuk ofiolit; terdapatnya lipatan, sesar anjakan dan separasi pada batuan di geosinklin; pengangkatan dan penggantian sedimentasi pada daerah palung marginal pada pelebaran zona geosinklin, metamorfisme regional dam penggantian oleh batolit; pengangkatan epirogenik dengan erupsi volkanik dari basalt, andesit, dan riolit serta intrusi plutonik yang ko-magmatis; dan peneplasi

Teori ini kemudian berkembang pesat pada akhir abad 19 dan awal abad 20 dan dipergunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena cekungan pembentukan pegunungan sebelum digantikan oleh teori tektonik lempeng pada medio tahun 1960

Perbedaan padangan yang terjadi diantara pengemuka geosinklin dari Amerika dan eropa terjadi dalam perkemabangan teori geosinklin, hal ini terjadi Karen kedua kelompok geologiawan tersebut menggunakan dua pegunungan yang berbeda satu sama lain. Geologiawan amerika menggunakan analog dari pegunungan Appalachia sementara geologiawan Eropa menggunakan Pegunungan Alpine sebagai contoh

Konsep geosinklin oleh geologist Amerika

  • Di suatu ketebalan sedimen, sedimen yang ditemukan pada zona laut dangkal akan mencirikan terdapatnya suatu cekungan (geosinklin)
  • Pengendapan supply sedimen pada geantiklin (sebelah geosinklin) mengikuti rata-rata jumlah sedimentasi yang terendapkan pada cekungan tersebut
  • Geosinklin berada pada daerah marginal sampai dengan continent

Konsep geosinklin oleh geologist Eropa

· Menjelaskan terjadinya sedimen pada zona laut dalam dan menyimpulkan bahwa geosinklin merupakan daerah yang dalam, berupa cekungan yang relatif memanjang

· Sulit terjadi kesetimbangan pada sistem pengendapan di geosinklin, dan sejarah serta durasi dari geosinklin bergantung pada rata-rata relatif dari penurunan cekungan dan sedimentasi

· Geosinklin terbentuk pada daerah marginal sampai dengan continent atau diantara continental masses


Konsep geosinklin dapat diklasifikasikan menggunakan dua elemen yang penting yakni: elemen tektonik dan karakteristik batuan beku dan sedimen.

  1. Pembagian geosinklin menggunakan elemen tektonik

Stille 1935-1940

Kay 1951

Krumbein and Sloss 1963; Badgley 1965

Sinityzn and Peyve 1950

Aubouin 1965

Orthogeosynclines

Eugeosynclines

Miogeosynclines

Orthogeosynclines

Eugeosynclines

Miogeosynclines

Orthogeosycline

Miogeosynclinal transitional zone

Primary geosyncline

Geosynclines

Eu-furrows

Mio-furrows

Eu-ridges

Mio-ridges

Parageosynclines

Epieugeosyncline

Postorogenic basins

Secondary geosynclines

Back-deep

Intra-deep

Intracratonal geosynclines

Exogeosycline

Zeugeosyncline

Autogeosyncline

Intracratonic basins

Marginal basin

Yoked basin

Interior basin

Residual geosynclines

Foredeep

Intracratonic furrows

Basins

Taphrogeosynclines

Paraliageosynclines

Rift valley

Coastal geosyncline


Trenchs

Hochkraton

Tiefkraton

Craton

Craton

Stable shelf

Unstable shelf

Platform



  1. Pembagian geosinklin berdasarkan karakteristik batuan

Atlantic type

Andean type

Island arc type

Japan sea type

Miogeosycline

Eugeosyncline

Mountains

Trench

Islands

Trench

Margin of restricted basin

Continental crust

Oceanic crust

Continental crust

Oceanic crust

Intermediate crust

Oceanic crust

Intermediate, modified crust

Abundant A and B

Common C; Rare D; Abundant E

Rare A and B; Rare to abundant F; Abundant H; Common I

Abundant C; Rare to common E; Common to rare G

Locally abundant B; Rare C; Abundant F and G; Common I

Abundant C; Common G

Abundant A and E; Locally common B; C present if basin floor oceanic; Tuffs of F; Rare G


Characteristic rock type

A. Shallow marine and coastal plain clastic sediments

F. Calc-alkaline volcanic rocks and minor instrusions

B. Carbonate sediments

G. Calc-alkaline volcanic turbidites

C. Interbedded pelagic sediments, thoelitic lavas, and ultrabasic rocks

H. Continent-derived coarse clastic sediments

D. Thoelitic volcanic turbidites

I. Intermediate or acidic plutonic rocks

E. Compositionally mature turbidites











Beberapa istilah yang sering dihunakan dalam menjelaskan bagian bagian dari geosinklin, diantaranya:

  • Miogeosinklinà geosinklin yang terbentuk sepanjang batas kontinen pada kerak kontinen dan tersusun atas sedimen dengan kehadiran batugamping, batupasir dan serpih.
  • Eugeosinklinà geosinklin yang terbentuk agak jauh dari tepi kontinen. Hal ini mengakibatkan komposisi batuan di daerah ini terdiri dari batuan dengan ukuran butir lebih halus atau endapan-endapan laut dalam. Endapan-endapan di lingkungan eugeosinklin akan mendapa pengaruh yang besar dari deformasi, metamorfosa dan terintrusi oleh pluton batuan beku; terkadan juga mengandung sediment mélange dan terkadang mengandung material eksotis dari flysch.
  • Orthogeosinklinà sabuk geosinklin yang terletak diantara kontinen dan samudera dan memiliki sabuk volcanik internal
  • Zeugogeosynclineà geosinklin yang berada di kraton atau daerah yang stabil yang juga merupakan daerah yang sudah terangkat
  • Parageosynclineà cekungan geosinklin yang terbentuk berbarengan dengan terbentuknya pegunungan geosinklin yang teletak di tengah kraton.
  • Exogeosynclineàparageosinklin yang terletak sepanjang batas kraton dan mendapatkan suplai sedimen tari orthogeosinklin di luar kraton; dikenal juga dengan nama geosinklin delta, foredeep atau cekungan transverse.

(udah banyak ga dipake teorinya, tapi lumayan buat mantengin logikanya..)

sumber diambil dari banyak situs..
gambar dari http://uwgb.edu

2.14.2009


Bandung yg dingin, berkenankah mendengarkan ceritaku?
beberapa hari yang lalu aku merasa telah melihat bayanganku dalam gelap.
mungkin engkau kan mencibirku..
menertawaiku, mungkin?

tapi gelap ini bukan gelap yang biasa, bukan gelap yg datang saat mentari luruh di akhir hari
ini gelap yang berbeda..
Gelap yang menistakan semua bentuk cahaya, semua bentuknya.. maaf, aku terlalu asyik bercerita tentang gelapnya..maklum, bahkan saat ini aku menulis dalam gelap.

ini yg kulihat:
bayanganku berlari, lambat tapi pasti.. kemudian berjalan melewatiku, alih2 melihatku dia tampak sangat yakin menatap arah jalannya. jantung kami berdegup kencang saat itu, aku merasakan degupnya juga; darahku berdesir bolak balik (kali ini aku tidak mendengar desiran darahnya) aku sedang berkonsentrasi pada hal yg lain. dia sempat berhenti di depanku tapi tangannya tidak terjulur untuk meraihku, aku berkata padanya.. kenapa? (berharap dia akan mengerti pertanyaanku) dan kami terdiam beberapa lama. Aku melamunkan jawaban menenangkan darinya yang menjelaskan kenapa dia tak mau mengajakku dan dia diam, memang diam..

Dengan ringannya dia mengacuhkan panggilanku, mengalihkan perhatiannya..
muka kabukinya yg tadinya menatapku kini bahkan enggan berbagi udara denganku :(

my heart is pounding out of my chest right now, and the blood rush to my head blocking every signal to move from its brains..
I just wanna know why..
Please be back, I need you.. I need to finished my deadline!